IBU MEGA TIDAK MUNGKIN BISA MENYENANGKAN SEMUA PIHAK
Oleh Eddy Ngganggus
WARTANET NKRI – Menilai apakah sikap ibu Mega itu etis atau tidak , kita perlu referensi tambahan dari theory of double effect atau teori akibat ganda dari St.Thomas Aquinas. Salah satu inti point dari teori itu , bahwa menyelesaikan situasi sulit kadang kita tidak mungkin bisa menyenangkan semua pihak.
Bagai makan buah si malakama, jika makan bapa yang mati, jika tidak makan mama yang mati.
Salah satu pasti ada yang “mati” .Namun yang bisa dipastikan kejadian “mati” itu bukuan tujuan dari tindakan yang di ambil. Itu terjadi sebagai hasil ikutan akibat diambilnya tindakan utama yang dinilai terbaik.
Di contohkan ketika seorang ibu dioperasi cesear dalam situasi berisiko. Operasi mesti segera di lakukan, sebab jika tidak risikonya baik ibu maupun bayi akan meninggal. Pilihannya tersisa menyelamatkan ibu atau bayi ?
Sudah pasti dokter yang melakukan operasi akan dituding macam-macam. Tetapi sebagai seorang dokter yang memiliki kode etik profesi ia tetap harus mengambil tindakan dengan risiko di cap bermacam-macam. Bahkan mungkin bisa di cap sebagai pembunuh.
Untuk memahami maksud realitas ini, maka seseorang harus dapat membedakan antara (1) menyebabkan suatu bahaya sebagai “akibat sampingan” untuk mencapai tujuan yang baik dan (2) menyebabkan suatu bahaya sebagai “suatu cara” untuk mendapatkan tujuan yang baik.
Dokter dalam kisah diatas adalah analogi ibu Mega dan pak Prabowo. Keduanya tidak mungkin bisa menyenangkan kita yang sedang pro dan kontra atas sikap mereka berdua minggu ini di tanah air kita.
Pilihan pertama (point 1), maka baik Ibu Mega maupun pak Prabowo direstui untuk menjalankan cara tersebut, meskipun menimbulkan bahaya. Perbedaannya dengan point dua (2) adalah bahaya tersebut adalah bukanlah cara yang dipilih, namun merupakan akibat samping, yang tidak disengaja atau yang tidak diinginkan, yang dilakukan, tentunya setelah mempertimbangkannya secara proposional.
Pasti ada yang kecewa,
Henry Ward Beecher mengatakan, eberhasilan terbaik seseorang datang setelah kekecewaan terbesar mereka. Soekarno adalah salah satu bukti kebenaran kata-kata Henry ini.
Niscaya munculnya kekecewaan di balik peristiwa retreat dan pelarangan oleh ibu Mega pada kader PDIP juga akan membuahkan kebaikan bagi bangsa IIndonesia.
Selanjutnya saya mengutip pendapat yang mengatakan bahwa dalam moral teologi ada empat kondisi yang dapat diterapkan dalam “teori akibat ganda“:
1) Perbuatan itu sendiri merupakan perbuatan moral yang baik atau minimal netral.
2) Pelaku dari perbuatan tersebut tidak menginginkan atau secara sengaja menyebabkan efek negatif yang timbul. Jika sesuatu yang baik dapat dicapai tanpa menimbulkan efek negatif, maka cara tersebut yang harus diambil.
3) Efek yang baik harus terjadi dari perbuatan yang diambil dan bukan dari efek negatif yang terjadi.
4) Harus ada alasan yang begitu kuat secara proposional untuk mengijinkan efek negatif terjadi. Di sini diperlukan kebijaksanaan untuk memutuskan suatu tindakan, sehingga efek yang baik adalah lebih besar dari efek negatif.
Pro kontra di atas pastilah sebuah transisi politik dan sosial.
Bila ada yang kecewa dengan sikap dua tokoh hebat diatas Mega dan Prabowo maka peganglah kata-kata Wiliam Throsby berikut ; Kekecewaan, apakah itu kekecewaan kecil atau kekecewaan besar, adalah sinyal bahwa segala sesuatunya sedang bergerak menuju transisi dalam hidup kita, meskipun pada awalnya ia membuat terkejut.
Salam beradab.
Eddy Ngganggus, Liliba, 23 Pebruari 2024