Yayasan Citra Jejak Bangsa Luncurkan Film Fiksi Berbasis Budaya di Kota Kupang NTT

WARTANET NKRI.COM, KUPANG – Film Fiksi Layar Lebar berjudul Atoni, resmi diluncurkan di kota Kupang oleh Yayasan Citra Jejak Bangsa (YCJB) selaku penanggungjawab Produksi. Peluncuran ini dilaksanakan di Aula Eltari Kantor Gubernur Provinsi NTT, pada, Kamis (14/09/2023).

Acara Peluncuran Film Fiksi yang berbasis budaya tersebut, dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Zet Soni Libing, M.Si, di hadapan kurang lebih 500 penonton yang hadir dari kalangan pelajar, mahasiswa, komunitas seni dan masyarakat kota Kupang.

Saat memberikan sambutan di acara pembukaan tersebut, Dr. Zet Soni Libing, memberikan presiasi kepada pihak Yayasan Citra Jejak Bangsa, yang telah mengangkat kisah berlatar belakang budaya orang Timor Dawan, agar dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. Dia juga berterimakasih banyak kepada berbagai pihak yang telah berusaha memmproduksi Film Atoni yang berbasis budaya tersebut sehingga telah siap untuk di tonton secara luas secara nasional maupun internasional.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Zet Soni Libing, M.Si

“Nilai-nilai budaya yang ada di NTT sangat banyak. Nilai-nilai budaya ini akan selalu hidup di tengah masyarakat apabila diangkat dan dilestarikan. Nilai-nilai budaya di NTT kini bukan saja hanya diketahui oleh orang-orang tua kita saja, tetapi kini telah dikenal luas oleh anak-anak muda lewat media perfilman. Lewat Film dan Musik Atoni yang melibatkan anak-anak muda ini tentuk akan membuat nilai-nilai budaya kita NTT akan tumbuh subur dan lestari, karena ditopang oleh genarasi muda penerus bangsa kita, ”ucapnya,

Setelah acara pembukaan, Yayasan Citra Lestari Bangsa yang diwakili oleh Direktur Eksekutif, Viela Wiradz, mengucapkan terimakasih banyak kepada Pemerintah Provinsi NTT, yang telah menyambut baik kehadiran Film Atoni , sehingga bisa diputar untuk pertama kali di Kota Kupang.

Dia juga mengucapkan terimakasih kepada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, Uptd Taman Budaya NTT dan Museum Daerah Provinsi NTT yang turut hadir bersama penonton lainnya dalam pemutaran perdana film dan musik Atoni  tersebut.

“ Terkhusus dari kami Yayasan Citra Jejak Bangsa , mengucapkan Terimakasih kepada Ibu Maria Jessy Kembo, yang telah memberikan Ide Penulisan Ceritera Film Atoni, sehingga kami dapat memproduksi menjadi Film dan Musik.  Dan apabila jalan ceritera Film ini belum mencapai apa yang diingin sesuai Ide Penulisan Ceriteranya, lewat ini kami mohon maaf sebesar—besarnya, dan semoga di kemudian hari kami dapat bekerja sama lagi untuk memproduksi Ide-Ide Ceritera Film yang berbasis budaya di NTT,”ucap Viela.

Viela Wiradz, saat memberikan sambutan mewakili Yayasan Citra Jejak Bangsa

Setelah memberikan sambutan singkatnya, atas nama Yayasan Citra Jejak Bangsa, Viela menyerahkan piagam penghargaan kepada Maria Jessi Kembo, selaku pemilik Ide Ceritera Atoni. Setelah menerima Penghargaan, Maria Jessy Kembo diminta memberikan sedikit tentang latar belakang dia membuat Ide Ceritera Atoni tersebut.

Maria Jessy mengisahkan bahwa, awalnya dia dan teman-teman Komunitas Teater Pluss mengikuti Workshop Seni Teater di Taman Budaya NTT pada Tahun 2022. Ketika itu kelompoknya diberikan kesempatan mementaskan Teater berbasis Tradisi Daerah. Maka lewat diskusi bersama teman-temanya, dia menemukan Ide bagaimana mengangkat nilai-nilai budaya menenun yang dilakukan oleh kaum Wanita Timor Dawan  dari jaman ke jaman, dan nilai tertinggi apa yang tergambar dalam rajutan benang serta corak dan warna yang digunakan. Lau timbulah pemikirannya bahwa salah satu simbol gambar dalam Tenun adalah gambar manusia yang disebut Motif Atoni Suku Dawan, dimana kain tersebut selau dipakai oleh suku-suku bangsawan raja orang dawan.

Maria Jessy Kembo, saat menerima Penghargaan dari Yayasan Citra Jejak Bangsa

“Orang dawan membuat Motif Atoni adalah gambaran manusia yang kuat dan tegar yang selalu melindungi perempuan dan membela masyarakat pada zaman dulu yang dikenal sebagai pahlawan. Lalu wanita-wanita yang setia menenun motif Atoni menggambarkan cinta tulus terhadap budaya luhur. Wanita penenun itu saya namakan Usi yang artinya Ungkapan Seluruh Isi Hati menjaga tradisi menenun. Nah agar menarik untuk ditonton maka saya mengangkatnya menjadi Kisah Cinta Sejati Dua Insan  yang Tak Pernah Berakhir Walau Kematian Datang Menjemput. Atoni lambang pahlawan yang hidup dalam istana bangsawan sedangkan Usi adalah masyarakat jelata, Itulah awal saya membuat Ide menulis Ceritera Atoni,” ungkap Maria Jessy disambut tepuk tangan meriah dari seluruh penonton.

Setelah Maria Jessy memberikan sedikit penjelasan bagaimana awal dirinya menemukan Ide Atoni tersebut, maka langsung dilakukan pemutaran perdana Film dan Musik Atoni selama 90 menit. Saat film diputar banyak penonton yang memberikan aplaus tepuk tangan yang meriah. Para penonton ikut tertawa jika ada adegan yang lucu dan penonton ikut tegang ketika ada adegan yang tegang.

Setelah selesai pemutaran, pihak Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI, yang diwakili oleh I Putu Putra Kusuma Yudha, S.Sos., M.Si, memberikan masukan kepada Penanggung Jawab Tim Produksi bahwa, Film tersebut sudah cukup baik, namun masih ada hal-hal khusus yang perlu diperhatikan terkait perkembangan Improvisasi yang terjadi dalam alur ceriteranya.

“Kami sangat Apresiasi atas apa yang telah dibuat oleh Pihak Yayasan Citra Jejak Bangsa karena telah mengangkat nilai-nilai tradisi NTT dalam Film ini. Semoga kedepannya film-film yang berbasis budaya terus dikembangkan untuk kekayaan bangsa Indonesia tercinta,”ucap Yudha.

I Putu Putra Kusuma Yudha, S.Sos., M.Si dan Paulina Samosir, S.Sn, saat memberikan masukan kepada Ibu Viela dan Maria Jessy, seusai menonton Film Atoni

Pada saat yang sama juga, Mewakili Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Paulina Samosir, S.Sn, mengatakan, memang film fiksi yang berbasis budaya dapat dikembangkan agar bisa ditonton oleh masyarakat kekinian, namun tentunya perlu jika ada hal-hal yang mungkin sangat keluar dari koridor nilai-nilai luhur tradisi, bisa diminimalisir sehingga Film Atoni bisa memiliki porsi edukasi yang yang bermanfaat bagi kalangan generasi muda dan masyarakat NTT.

“Apresiasi yang tinggi kami ucapkan kepada pihak YCJB, yang mana telah bersusah payah dalam melakukan riset dan produksi film tersebut. Semoga masukan-masukan kami, tidak menyurutkan semangat teman-teman YCJB, untuk terus mengangkat nilai-nilai luhur tradisi NTT agar di filmkan sehingga dapat tetap lestari,”Tutur Paulina

Atas masukan-masukan tersebut, Viela, mengucapkan terimakasih banyak dan menerima  sebagai sesuatu yang sangat positif demi kemajuan film dan kebudayaan di NTT-Indonesia.  Pihaknya akan menjadikan masukan-masukan tersebut sebagai motivasi yang amat berharga bagi YCJB.

“Kami akan melakukan apa yang menjadi  terbaik sesuai masukan yang diberikan, sehingga Film Atoni ini dapat memuaskan berbagai pihak ketika menontonnya,”tutur Viela. ( Sam/WNN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights