PELEPASAN SISWA/I PENERIMA BEASISWA (ADEM) DAERAH 3T DAN REPATRIASI
WARTANET NKRI – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambrosius Kodo, S.Sos., M.M, membuka acara Pelepasan Siswa/I Penerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Daerah 3T dan Repatriasi Prpvinsi NTT Tahun 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan pada, Selasa, 08 Juli 2025, bertempat di Ruang Komodo Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Belu , Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai Timur, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sabu Raijua, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Tengah, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, para Kepala Sekolah penyelenggara program ADEM, dan Siswa/i Penerima Beasiswa ADEM.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ambrosius Kodo, S.Sos., M.M, mengatakan, Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) adalah bentuk nyata perhatian dan kehadiran negara bagi anak-anak Indonesia, khusus berasal dari daerah tertinggal, terdepan dan terluar yang dikenal dengan istilah 3T dan bagi anak-anak indonesia yang ditinggal orangtuanya untuk bekerja sebagai TKW/TKI di Negara lain atau disebut juga Repatriasi.
“Program ini bertujuan memberikan kesempatan belajar lebih baik kepada siswa-siswi daerah 3T dan repatriasi, dengan menempatkan mereka pada sekolah-sekolah unggulan yang ada di Ibukota Provinsi NTT atau Kota Kupang, agar dapat merasakan kualitas pendidikan yang merata, layak, dan bermutu,” ucap Ambrosius Kodo.
Katanya, Program ADEM tersebut bukan sekadar mobilisasi siswa dari satu wilayah ke wilayah lain, tetapi merupakan bentuk investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia, lebih khusus lagi bagi masa depan generasi muda Nusa Tenggara Timur.
“Melalui program ini, pemerintah juga menyediakan bantuan beasiswa pendidikan, pembiayaan transportasi, biaya hidup, perlengkapan sekolah, hingga pendampingan akademik dan psikososial, khususnya bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu namun memiliki prestasi”, papar Ambrosius.
Dia mengatakan, masih banyak tantangan cukup besar dalam menjalankan pendidikan di Provinsi NTT terutama di daerah-daerah terpencil dan kepulauan. Selain itu, ketersediaan guru-guru dengan status honor masih banyak, alat bantu pembelajaran, sarana terapi, serta layanan intervensi dini juga masih belum merata dan memadai.
Maka untuk menjawab tantangan itu, Pemerintah Provinsi NTT melalui visi besar “NTT Maju, Sehat, Cerdas dan Berkelanjutan” serta Misi dalam Bidang Pendidikan yaitu “Menghadirkan Pendidikan Berkualitas Yang Merata, Partisipatif dan Tepat Sasaran” terus berkomitmen mendorong kebijakan yang berpihak pada pendidikan yang merata khususnya bagi anak anak yang jauh dari akses fasilitas pendidikan yang unggul.
Katanya, salah satu solusi strategis yang kini sedang dan akan terus digalakkan adalah penguatan kemitraan antara Dinas Pendidikan, pemerintah kabupaten/kota, dan lembaga pendidikan tinggi untuk menyiapkan dan mendistribusikan tenaga pendidik yang berkompetensi dan terampil secara merata.
“Kami tengah mengembangkan pendekatan berbasis zona layanan inklusif, yang bertujuan memastikan bahwa setiap wilayah memiliki minimal satu pusat layanan pendidikan sekolah unggulan dengan fasilitas digitalisasi pembelajaran dan pelatihan vokasional”, jelasnya.
Ambrosius Kodo, mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT menyambut baik dan mendukung penuh keberlanjutan program ADEM ini, karena sejalan dengan visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT. Program ADEM merupakan bagian dari upaya transformasi pendidikan yang berkeadilan dan menjadi jalan keluar dalam memutus rantai kemiskinan struktural di wilayah 3T dan repatriasi.
Kata Ambrosius, pihaknya percaya bahwa dengan meningkatkan kualitas pendidikan bagi generasi muda, terutama mereka yang berasal dari wilayah yang tertinggal.
“Kita sedang membangun fondasi yang kuat untuk NTT yang lebih cerdas, produktif, dan sejahtera. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTT juga sedang merancang terobosan lain seperti pembukaan sekolah berasrama berbasis vokasi, penguatan kelas jauh di desa-desa terpencil, serta pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan secara sistemik. Semua ini akan berhasil bila kita berjalan bersama pemerintah, guru, orang tua, dunia usaha, dan seluruh elemen masyarakat”,jelasnya.
Pesan Ambros kepada Siswa/i penerima ADEM, bahwa mereka adalah generasi unggul pilihan. Manfaatkanlah pengalaman yang telah didapati selama mengikuti Program ADEM ini untuk terus belajar, berprestasi, dan menjadi agen perubahan di lingkungan kalian masing-masing. Jangan pernah merasa kecil karena kalian berasal dari daerah 3T karena justru dari ketertinggalan itulah akan lahir semangat juang dan tekad yang besar untuk maju.
“Kami percaya, anak-anak NTT mampu bersaing dan menjadi pemimpin masa depan. Kalian adalah wajah harapan bagi NTT. Jadikan ilmu dan pengalaman sebagai bekal untuk kembali dan membangun daerah asal kalian dengan cara yang cerdas, berakhlak, dan penuh tanggung jawab”, jelas Ambros dengan nada mengajak.
Pada Akhir sambutannya, Ambrosius mengatakan, atas nama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, saya mengucapkan selamat dan sukses kepada para siswa/i Program ADEM yang hari ini telah lulus ke jenjang pendidikan menengah. Lanjutkan langkah kalian dengan semangat dan keyakinan bahwa kalian mampu mencapai impian. Terus berkarya, terus belajar, dan jangan pernah menyerah. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah terlibat dan berkontribusi dalam pelaksanaan program tersebut.
KABID PKLK : KUOTA SISWA ADEM MENINGKAT DARI 89 MENJADI 115
Pada kesempatan itu, Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Yanuarius Laka, S.Pd, selaku Panitia, dalam laporannya menyampaikan bahwa, kuota siswa ADEM tahun ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni dari 80 siswa menjadi 115 siswa, dengan rincian 100 Siswa ADEM berasal dari daerah 3T dan 15 Siswa ADEM Repatriasi.
“Kuota ADEM 3T berasal dari 5 Kabupaten, yakni, Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Belu dan Kabupaten Lembata. Masing-masing Kabupaten, masing-masing 20 Siswa. Sedangkan ADEM Repatrian berasal dari negara Malaysia sebanyak 15 siswa yang orang tuanya berasal dari Indonesia dan menjadi pekerja migran di sana”, papar Yanuarius. (Andre/WNN)