KUNJUNGI BPK XVI NTT, WAMEN KEBUDAYAAN BERTEMU BUDAYAWAN, SENIMAN DAN KOMUNITAS SENI
WARTANET NKRI.COM – Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha Djumario, S.I.Kom, lakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di Balai Pelestarian Kebudayaaan Wilayah XVI NTT (BPK XVI NTT), pada, Kamis (12/12/204).
Dalam kesempatan itu Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha Djumario, S.I.Kom, bertemu dengan para Seniman, Budayawan, Akademisi dan Komunitas Seni Budaya di Kota Kupang dalam acara yang dikemas oleh BPK XVI NTT dengan Tema“ Ngopi Bareng Deng Kaka Wakil Menteri Kebudayaan”, di Gedung Nusantara Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Instansi terkait yang juga hadir dalam Ngopi Bareng tersebut yaitu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Eldi Angi, S.Pd, bersama staf. Kepala UPTD Museum NTT Aplinuksi M.A Asamani, bersama staf. Kepala UPTD Taman Budaya Gerson Poik, Mohadi, S.Sn, dan staf. Serta Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Okran Bety bersama staf.
“Saya sangat mencitai NTT. Tamu yang datang selalu disambut dengan tarian rakyat yang ceria yang mencairkan suasana sehingga kamipun ikut menari. Daerah lain tidak seperti di NTT. Inilah budaya orang NTT yang menakjubkan hati,” ucap Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumario, disambut tepuk tangan meriah dari ratusan peserta yang hadir.
Katanya, pihak Kementerian Kebudayaan ingin menjadikan Kebudayaan sebagai Etalase Indonesia sehingga setiap Unsur-Unsur Kebudayaan yang ada di setiap daerah kabupaten, kota dan provinsi mesti dijaga kelestariannya dan dikemas untuk kemajuan bangsa Indonesia, terlebih kemasan terkait makanan tradisional atau kuliner.
“Untuk memajukan Kebudayaan perlu kerja kolaborasi bersama berbagai dinas dan instansi pemerintah terkait. Karena itu kami pihak Kementerian Kebudayaan dipandu oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc, sedang dan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian terkait sesuai dengan intruksi Presiden RI Prabowo Subianto,” jelasnya.
Beliau juga mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi khusus dengan Gubernur terpilih Provinsi NTT, Melki Laka Lena dan Walikota Kupang terpilih dr. Christian Widodo, untuk bersama-sama memajukan Kebudayaan di Kota Kupang dan di Povinsi NTT.
“Kebudayaan akan dikemas bersama Kementerian Paiwisata dan Ekonomi Kreatif, terutama terkait juga dengan makanan tradisional atau kuliner, sehingga dapat bermanfaat menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat NTT, para seniman, budayawan dan pelaku seni budaya,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Kepala BPK XVI NTT, I Made Dharma Suteja, S.S, M.Si, yang diwakili oleh Ka. Subbag Umum BPK XVI, Haris Budiharto, mengatakan bahwa dalam rangka meransang para kelompok seni budaya, seniman, dan budayawan di NTT, pihan BPK XVI telah menggulirkan dana Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) selama tahun 2023 hingga 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Haris mengatakan pihak BPK XVI NTT sangat berterimakasih atas kedatangan Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumario. Haris mengharapkan kedepan pihak kementerian kebudayaan selalu memperhatikan upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak BPK XVI dalam rangka untuk memajukan kebudayaan di Provinsi NTT.
SESI DISKUSI BERSAMA WAKIL MENTERI
Dalam sesi diskusi, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Dumulia Djami, mengatakan komunitas-komunitas seni budaya yang ada di kota Kupang, belum mendapat perhatian maksimal untuk berkarya memajukan kebudayaan, dikarenakan sangat terbatasnya dana yang tersedia.
“Biaya untuk kegiatan kebudayaan sangat kecil. Biasanya pihak dinas membiayai dulu kebutuhan-kebutuhan pendidikan dan sisa yang ada baru diberikan untuk kegiatan kebudayaan. Karena itu jika boleh pihak Kementerian Kebudayaan membuat dinas kebudayaan untuk tingkat provinsi, kota dan kabupaten sehingga bisa memperoleh dana yang cukup untuk fokus mmajukan kebudayaan,”papar Dumul.
Sementara itu, Akademisi dan Budayawan, Paulina Maria Yovita Kosat, S.Pd., M.Hum, yang juga adalah Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusa Undana, mengutarakan permasalah rumah-rumah adat di pedalaman Sumba, yang belum memiliki akses jalan yang baik karena persoalan tanah milik masyarakat dan milik Dinas Kehutanan.
“Mohon bapak Wakil Menteri Kebudayaan memberikan solusi sehingga rumah-rumah adat tersebut memiliki akses jalan raya yang layak,” papar Jovit.
Selanjutnya, Seniman Teater dan Film, Pieter Kembo, yang mewakili Komunitas Seni Budaya dan Film, mengatakan, perlunya pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kebudayaan membantu upaya-upaya pengembangan dan pelestarian kebudayaan, seni dan film yang digeluti oleh para seniman, pelaku seni dan film budaya, sehingga karya-karya mereka semakin berkualitas dan bebobot setara nasional bahkan internasional untuk kajayaan bangsa dan Negara Indonesia.
“Kebudayaan di NTT banyak miliki kandungan nilai-nilai yang luhur. NTT punya beribu ceritera rakyat yang menarik, punya musik tradisi yang unik, punya arsitektur tradisional yang bersejarah. Kekayaan budaya yang dimiliki hendak dipromosikan berupa pertunjukkan rakyat, Festival Budaya dan Film Dokumenter Wisa Budaya, namun para pelaku seni atau komunitas seni tidak memiliki dana yang layak, sehingga perlu mendapat perhatian dari pihak Kementerian Kebudayaan,” ucap Pieter.
Kata Pieter, untuk menambah wawasan memajukan Kebudayaan, maka para pelaku seni diberikan workshop terkait bidang-bidang yang dikuasai agar berkualitas secara nasinal. Peningkatan SDM bagi para pelaku seni maupun instansi terkait masih sangat perlu dilakukan.
JAWABAN WAKIL MENTERI SAAT SESI DISKUSI
Mendengar dan menyerap aspirasi yang diungkapkan di atas, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumario, mengatakan, pihak Kementerian sedang melakukan kiat-kiat dan koordinasi dengan Kementerian terkait yang bergubungan dengan adanya dinas kebudayaan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.
Katanya, pihak Kementerian Kebudayaan akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Kehutanan terkait akses jalan menuju rumah-rumah adat yang masih terisolir di Suma.
Dia melanjutkan, terkait perjuangan komunitas-komunitas seni untuk berkarya memajukan kebudayaan di daerah akan menjadi perhatian serius dari pihak Kementerian Kebudayaan.
“Kami menampung semua masukan-masukan ini. Kedepan kami akan memperjuangkan semua permasalahan yang ada sehingga usaha untuk memajukan kebudayaan dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat membangun Indonesia,” tutur Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumario.
Untuk diketahui bersama, kedatangan Wakil Menteri, Giring Ganesha Djumario, ke Gedung Nusantara BPMP, disambut dengan Musik Tradisi Etnis Kabupaten Sikka. Para hadirin yang hadir langsung spontan menari-nari menjemput Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumario dan Wakil Menteri pun turut menari-nari bersama semua peserta yang hadir.
Setelah semua rangkaian acara selesai, seluruh peserta menari bersama Wakil Menteri sambil mengantar Wakil Menteri, Giring Ganesha Djumario, keluar dari Gedung Nusantara tersebut. Suasana penuh kekeluargaan sangat nampak sepanjang kegiatan tersebut. (Fegas/WNN)