Kegiatan Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan BPK XVI Lahirkan 4 Rekomendasi
WARTANET NKRI.COM, KUPANG – Pada acara penutupan kegiatan Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan yang dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI, melahirkan 4 rekomendasi penting terkait upaya pemajuan kebudayaan di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Pelestarian wilayah XVI, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si, dalam acara penutupan kegiatan tersebut yang bertemakan “Warisan Budaya, Hibah Masa Lalu, Sejauh Mana Kita Tahu”, bertempat di Ruang Kolbano Hotel Kristal Kota Kupang, pada, Sabtu (18/11/2023).
Didampingi Kasubag Umum, Haris Budiharto, S.S., M.Hum, Kepala Balai, I Made Suteja, menyampaikan terimakasih kepada para peserta Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan yang telah dengan serius dan sungguh sungguh mengikuti Sosialisasi Pelindungan Kebudayaan yang bertemakan “Warisan Budaya, Hibah Masa Lalu, Sejauh Mana Kita Tahu”, yang telah dilaksanakan oleh pihaknya sejak tanggal 16 hingga 18 November 2023 tersebut..
“Semoga, setelah mengikuti kegiatan ini, Bapak dan Ibu dosen pendamping serta adik-adik mahasiswa akan lebih termotivasi untuk melestarikan dan memajukan kebudayaan yang ada di Nusa Tenggara Timur”, Ucap I Made.
Dia juga berterimakasih pada panitia dan kepada seluruh staff Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, dengan harapan semoga terus konsisten berupaya memajukan kebudayaan di Nusa Tenggara Timur.
Pada kesempatan itu dirinya mengucapkan terimakasih kepada para Dosen Pendamping Mahasiswa FKIP Universitas Nusa Cendana Kupang, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Nusa Cendana, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah, Mahasiswa Universitas Katholik Widya Mandira, Mahasiswa Politeknik Negeri Kupang, yang sudah mendampingi mahasiswanya mengikuti kegiatan tersebut dari hari pertama hingga hari terakhir.
“ Selama 2 hari ini, kita sangat beruntung karena mendengar pemaparan materi terkait pelindungan kebudayaan dari para narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya masing-masing. Mereka telah berikan banyak pengetahuan yang bermanfaat bagi pemajuan kebudayaan, dan juga memberikan kita rekomendasi-rekomendasi, yang seharusnya kita lakukan setelah kegiatan ini, dan kami amat berterimakasih kepada semua nara sumber ”, Ungkapnya
Kepada seluruh peserta, I Made Dharma Suteja, menyampaikan 4 rekomendasi dari para nara sumber dari hasil kegiatan Sosialisasi tersebut, yaitu :
- Kehadiran Perguruan Tinggi sangat penting dalam perannya sebagai salah satu sarana atau media dari proses pemajuan kebudayaan. Oleh sebab itu, diperlukan Kerjasama antara perguruan tinggi dengan Lembaga pemerintah urusan kebudayaan dalam program-program kerja pemajuan kebudayaan.
- Tiga komponen utama baik itu pemerintah, masyarakat, dan LSM diharapkan dapat berkontribusi dalam merawat, meningkatkan kesadaran, berpartisipasi dalam kegiatan budaya, menjaga pengetahuan tradisional, serta menjadi advokat dan pengawas untuk menjaga keberlanjutan cagar budaya bagi generasi mendatang.
- Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pelestarian cagar budaya bukan hanya penting untuk menjaga warisan budaya, tapi juga memiliki dampak positif pada pendidikan, pariwisata, pembangunan, lingkungan, serta kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelestarian cagar budaya harus menjadi perhatian dan tanggung jawab kita semua.
- Pentingnya melakukan standarisasi Lembaga kebudayaan seperti museum, taman budaya, maupun ruang-ruang publik, baik milik pemerintah daerah maupun milik perorangan. Dengan melakukan standarisasi Lembaga kebudayaan, maka Lembaga kebudayaan milik pemerintah daerah berhak mengajukan bantuan DAK non fisik, sedangkan Lembaga kebudayaan milik perorangan berhak mengajukan proposal dana Indonesiana.
I Made Suteja, berpesan agar seluruh peserta jangan menunggu surat datang dari Kemendikbudristek tentang program-program dana bantuan tetapi aktiflah mencari dan menemukan informasi mengenai program-program dana bantuan pemerintah di media sosial maupun kanal-kanal resmi milik pemerintah.
“Kami menyadari bahwa penyelenggaraan kegiatan ini masih banyak kekurangan baik dalam penyajian acara, pelayanan administrasi, maupun keterbatasan fasilitas. Untuk itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir kata semoga semua peserta kegiatan yang hadir mendapatkan manfaat yang besar dari kegiatan ini, Semoga Tuhan senantiasa menuntun kita ke arah yang lebih baik,” tuturnya seraya menutup acara tersebut dengan resmi. (WNN/Pieter)