Hasil Investigasi Ungkap Data Pengguna Facebook Dikirim ke Ribuan Perusahaan
JAKARTA – Investigasi yang dilakukan Badan Pengawas Konsumen Consumer Reports mengungkap data pribadi pengguna Facebook ternyata dikirim ke ribuan perusahaan. Dalam laporan itu, disebutkan 200.000 perusahaan menerima data pribadi pengguna Facebook.
Temuan ini didapat setelah Consumer Reports melakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 700 pengguna Facebook. Inilah yang menyebabkan banyak pengguna dibombardir dengan iklan tertarget, seperti dilansir dari New York Post, Sabtu (20/1/2024).
Sebanyak 700 pengguna Facebook menjadi sukarelawan untuk penelitian ini. Terungkap rata-rata data setiap peserta dikirim ke jejaring sosial oleh 2.230 perusahaan. Yang paling ekstrem, satu pengguna Facebook mengumpulkan data tentang mereka dari hampir 48.000 perusahaan.
Temuan ini menyeruak saat muncul laporan CEO Meta Mark Zuckerberg akan digulingkan. Hal ini sebagai bagian dari gugatan di Texas yang menuduh perusahaan tersebut menggunakan teknologi pengenalan wajah tanpa persetujuan konsumen.
Consumer Reports mengatakan, data pribadi pengguna yang diambil mencakup informasi tentang kebiasaan membeli pengguna, digunakan sebagai bagian dari teknik yang dikenal sebagai pelacakan “server-ke-server”. Server masing-masing perusahaan mengirimkan informasi tersebut ke server Meta.
Secara keseluruhan, hasil penelitian mencatat 186.892 perusahaan mengirimkan data tentang relawan ke Facebook. Meta mengambil data dan menentukan iklan mana yang akan dikirim ke pengguna tertentu berdasarkan selera mereka.
Penelitian menemukan, 96% data yang dikirimkan dikumpulkan oleh pialang data yang mengumpulkan informasi konsumen. Kemudian pialang menjual data itu kepada pelaku bisnis, pengiklan, dan pemasar lain. Selain itu juga dikumpulkan oleh retail besar seperti seperti Home Depot, Walmart, dan Amazon.
Diketahui model bisnis Facebook memang didasarkan pada monetisasi data pengguna dengan menjual informasi tersebut kepada pengiklan, yang dapat menyesuaikan penawaran mereka kepada orang-orang tertentu berdasarkan preferensi online mereka. Namun praktik itu memicu kemarahan dari banyak pihak.
Pada November, Dewan Perlindungan Data Eropa setuju untuk memperpanjang larangan yang diberlakukan Norwegia yang bukan anggota UE terhadap iklan perilaku di Facebook dan Instagram untuk mencakup seluruh 30 negara di Uni Eropa dan Wilayah Ekonomi Eropa.
Sumber : okezone.com