BPK XVI NTT LAKUKAN SOSIALISASI CAGAR BUDAYA DAN OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN
WARTANER.NKRI.COM, KUPANG – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur (NTT), lakukan Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan bagi Juru Pelihara Cagar Budaya se Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si, dan sesuai jadwal akan berlangsung selama 3 hari, yaitu tanggal 27, 28, dan 29 November 2023, bertempat di Hotel NEO Eltari Kupang, Jalan Piet A. Tallo, RT.035/RW.012, Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Saat membuka Acara, I Made Dharma Suteja, mengajak seluruh Juru Pelihara bersama dinas instansi terkait serta semua stakeholder yang hadir, agar terus bergandeng tangan mendukung BPK Wilayah XVI dalam upaya memajukan dan melestarikan kebudayaan yang ada di NTT.
Kepada Media ini, Kepala Balai Pelestarian Wilayah XVI, I Made Dharma Suteja, S.S., M.Si mengatakan, Tujuan kegiatan itu, untuk mensosialisasikan Tugas dan Fungsi Balai Pelestarian Kebudayaan sesuai dengan Permendikbudristek Nomor 33 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Kebudayaan, serta untuk menyegarkan kembali pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab Juru Pelihara Cagar Budaya sesuai dengan Kepmendikbud No 455/M/2019 tentang Uraian Jabatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kami, BPK Wilayah XVI adalah Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Kami layani Provinsi NTT yang terdiri dari 5 pulau besar: Flores, Sumba, Timor, Alor, dan Lembata dan beberapa pulau kecil lainnya. Di Provinsi NTT ada 26 Situs yang dipelihara oleh 27 Juru Pelihara Cagar Budaya, dan mereka adalah representasi pihak kami di lapangan. Mereka juga harus tahu jelas tugas dan fungsi BPK Wilayah XVI, yang tidak hanya membidangi cagar budaya namun juga nilai budaya. Karena hal penting itu maka kami lakukan kegiatan Sosialisasi ini”, Ucap I Made Dharma, saat di awal acara pembukaan.
Secara terpisah, setelah acara pembukaan itu, I Made Dharma Suteja, yang diwawancarai wartawan media ini, menjelaskan para Nara Sumber yang akan membawakan materi dalam kegiatan itu adalah :
- Kepala Dinas Pendidikand an Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan materi mengenai “Sinkronisasi Peran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur dalam Pelestarian Cagar Budaya”.
- Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, dengan materi mengenai “Pengenalan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur dan Program Kerjanya”.
- Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan materi mengenai “Cagar Budaya berdasarkan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya”.
- Kondradus Blajan, Tima Ahli Cagar Budaya Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan materi mengenai “Peran Juru Pelihara Cagar Budaya terhadap Pelestrian Cagar Budaya di Nusa Tenggara Timur”.
- Mohadi, Kepala UPTD Taman Budaya Gerson Poyk Nusa Tenggara Timur, dengan materi mengenai “10 Objek Pemajuan Kebudayaan berdasarkan UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan”.
- Andi Syarifudin, S.S., Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, dengan materi “Cagar Budaya dan Objek yang Diduga Cagar Budaya yang ada di Nusa Tenggara Timur”.
- Putu Rahmadewa Eka Karma, Teknisi Pelestari Cagar Budaya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur, dengan materi mengenai “Rincian Tugas dan Tanggung Jawab Juru Pelihara Cagar Budaya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur”.
“Peserta kegiatan ini berjumlah seluruhnya 45 orang yang terdiri dari, Juru Pelihara Cagar Budaya Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Nusa Tenggara Timur berjumlah 27 orang, dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT berjumlah 9 orang dan dari BPK Wilayah XVI NTT berjumlah 9 Orang”, Ucap I Made Dharma. (WNN/Pieter)