JOLIE DAN EVE: INGIN KEMBANGKAN MUSIK SASANDO DI CHINA
KUPANG NTT, WARTANET NKRI — Dua anak muda putri berbakat seni dari Kota Kupang, Tegar Angel-eve Jolie Mauboy (Jolie 19 Tahun), dan Everlasting Providence Ratu Lado (Eve 18 Tahun), menorehkan kisah inspiratif melalui musik tradisional khas Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni sasando. Berasal dari Sekolah Musik Halelulaya yang dipimpin oleh Johni Theedens, keduanya tampil menonjol dengan kemampuan memainkan alat musik warisan leluhur meski baru beberapa bulan mengikuti kursus.
Tak hanya sekadar belajar, Jolie dan Eve sudah berhasil mengiringi berbagai lagu daerah maupun rohani, serta tampil dalam sejumlah acara resmi. Keanggunan petikan jari mereka seakan menghadirkan kembali gema tradisi Rote yang sarat makna.
Jolie: Cinta Budaya dari Dorongan Ibunya
Dalam wawancara pada Senin (29/9/2025) di Sekolah Musik Halelulaya, Kelurahan Naikoten I, Kota Kupang, Tegar Angel-eve Jolie Mauboy yang akrab dipanggil Jolie, menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan.
“Saya bangga bisa memainkan musik peninggalan leluhur ini sebagai wujud cinta pada kebudayaan NTT. Terima kasih kepada Bapak Johni Theedens yang membina saya, dan syukur kepada Tuhan yang memberi saya roh pengetahuan tentang musik sasando sehingga saya bisa bermain dengan baik,” ujar Jolie dengan mata berbinar.

Jolie yang juga sering dipanggil saat pertunjukkan music dengan sebutan Nona Rote itu mengakui, dukungan terbesar datang dari Ibunya . Ibunya berpesan agar ia tidak melupakan akar budaya.
“Ibu saya bilang, kamu harus bisa memainkan sasando dan memahami makna nada-nadanya. Ibu saya menegaskan, sangat disayangkan bila sebagai anak Rote saya tidak menjaga budaya sendiri. Itu sebabnya saya ikut kursus, dan kini bisa memainkan musik sasando,” ungkap Jolie sambil tersenyum.
Kata Jolie, berkat karunia Tuhan dan bimbingan pelatihnya bapak Johni Theedens serta Ibunya yang paling dia sayangi, diapun berhasil diminta tampil memaminkan musik Sasando di acara-acara resmi antara lain, tampil di acara Pelantikan Pengurus PINTI (Perempuan Indonesia Tionghoa) NTT, 6 September 2025 di Kupang.
Eve: Awalnya Merasa Sulit Tapi Akhirnya Bisa
Sementara itu, Everlasting Providence Ratu Lado (Eve), yang adalah sahabat seperjuangan Jolie, menceritakan awalnya ia merasa sasando terlalu sulit untuk dipelajari. Namun, semangat orang tuanya membuat ia berani mencoba.
“Saya bangga pada guru kami, Bapak Johni Theedens. Beliau dengan sabar mengajarkan kami hingga bisa mengiringi berbagai lagu. Hanya dalam beberapa bulan, saya dan Jolie sudah tampil di banyak acara,” tutur Eve.

Eve juga pernah tampil bersama rekannya Jolie di acara Pelantikan Pengurus PINTI (Perempuan Indonesia Tionghoa) NTT, 6 September 2025 di Kupang dengan memainkan lagunya masing-masing, serta pernah tampil di acara-acara resmi lainnya maupun di acara-acara gereja.
Seruan Bagi Generasi Muda
Ifa menekankan, generasi muda NTT harus berani memeluk warisan budaya leluhur.
“Sasando adalah simbol Rote, simbol NTT. Kalau bukan kita, siapa lagi yang menjaga kelestariannya? Mari kita bersama mendendangkan lagu daerah demi menghormati leluhur dan memuliakan Tuhan lewat nada-nada indah tradisi ini,” katanya dengan penuh kesungguhan.
Membawa Sasando ke Negeri Tirai Bambu
Kisah keduanya tak berhenti di Kupang. Dalam waktu dekat, Jolie dan Eve akan berangkat ke China untuk menempuh pendidikan selama empat tahun di Nantong collage of science and technology, beralamat: di Kota Nantong, Provinsi Jiangsu-China.
Bekal istimewa yang akan dibawa mereka berdua bukan hanya semangat, melainkan juga dua unit Sasando yang akan dibawa sampai ke negeri perantauan.
“Kami sudah sepakat untuk tetap memperkenalkan sasando di China. Kami ingin tampil dalam berbagai pertunjukan musik agar orang-orang di sana mengenal sejarah lahirnya sasando, karya para leluhur orang Rote,” papar Jolie.

Eve menambahkan, alat musik yang mereka bawa bukan sekadar benda, melainkan simbol luhur.
“Kami akan naik pesawat sambil menggendong sasando. Bagi kami, itu bukan sekadar alat musik biasa, tapi merupakan music jiwa tanah leluhur kami, yang akan kami bawa merantau ke China. Dan di China nanti, biarlah suara damai dan sakral dari sasando menggema untuk semua orang,” tuturnya penuh keyakinan.

Mengenal Lebih Dekat LKP Musik Gereja Haleluya
Nama Lembaga: Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Musik Gereja Haleluya.
Alamat : Jalan Nanga Jamal Nomor 3, Kelurahan Naikoten I, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kode Pos 85118. Kontak HP. 0812 4627 5150.
Fokus: Musik Gereja dan Instrumentasi. Bidang Pelatihan:Instrumen Piano, Gitar, Sasando, Keyboard.
Pencapaian: Lembaga ini diakui sebagai satu-satunya lembaga kursus musik di Kota Kupang yang telah melahirkan banyak pemusik handal dari tingkat anak-anak-remaja, dan dewasa.
Pendirinya adalah: Johny L.K. Theedens, seorang musisi dan seniman sasando yang juga dikenal di kalangan seniman dan musisi Kupang-NTT-Nasional-Internasional.
Dengan lokasinya di Kota Kupang dan fokusnya pada musik gereja serta instrumentasi, LKP Musik Gereja Haleluya menjadi pusat penting untuk pembelajaran.(WNN)
Penulis : PieterK
Editor : Samuel Tagudedo
Media : Wartanet NKRI.Com