PEMPROV NTT LAKUKAN GPM : BANTU MASYARAKAT DAN MENEKAN INFLASI

WARTANET NKRI.COM, KUPANG – Dalam rangka Pengamanan Stabilissai Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Paskah dan Idulfitri 2024, maka Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM), lewat Pasar Murah dalam Wilayah Kota Kupang.

Lokasi Pasar Murah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTT, yaitu, di halaman Universitas San Pedro, di Jalan Soekarno, Kelurahan Fontein, Kota Kupang, pada, Selasa (26/3/2024), sejak Pkl.09.00 Wita, sampai selesai, dan juga dilakukan di halaman Kantor Kelurahan Belo, pada, Rabu (27/3/2024), sejak pukul 07.00 Wita, hingga selesainya.

“Kegiatan ini kami lakukan dalam upaya menekan Inflansi sekaligus membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan murah di bawah harga pasar. Dana kegiaatan ini bersumber dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pusat dan Kami adalah Pemprov NTT sebagai pelaksana teknisnya,” ungkap Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara timur, Ir. Victoria C. Do’o, kepada wartawan di lokasi kegiatan halaman Universitas San Pedro, pada, Selasa (26/3/2024) yang lalu.

Ir. Victoria C. Do’o, mengatakan, Khusus beras SPHP adalah beras intervensi dari pemerintah melalui Bapanas dan pelaksanaanya oleh Bulog, dijual dengan harga Rp. 11.000 per kilogram, hal ini dilakukan untuk menekan harga beras di pasar. Ada juga distributor lain yang Ikut dalam  GPM Ini, yang menjual kebutuhan minuman dan buah-buahan  dengan harga yang bervariasi dan terjangkau

Ir. Victoria C. Do’o, menjelaskan lagi bahwa “ Tujuan utama kami agar masyarakat mendapatkan Bahan Pangan Murah, yaitu Beras, Telur, Ayam, minyak Goreng,  dan beberapa bahan kebutuhan lainnya,” papar Victoria C. Do’o.

ALEKSANDER KOROH : MENGAPA HARGA BERAS NAIK ?

Ditemui Wartawan saat kegiatan Pasar Murah di Kelurahan Belo, pada, Rabu (27/3/2024),  Kepala Biro Perekonomian Administrasi Pembangunan Setda Pemprov NTT Drs. Alexander Koroh, MPH, mengatakan, naiknya harga beras terjadi karena masalah Geo Politik dan Masalah Lingkungan Hidup karena terjadinya perubahan cuaca. Dari Geo Politik, terjadinya dampak dari perang Rusia dan Ukraina sejak 24 Februari 2022, menyebabkan pasokan pupuk dari Rusia terhenti karena sanksi PBB terhadap rusia yang tidak boleh menjual komoditi apa saja terhadap Uni Eropa maupun Dunia.

“Karena Pupuk terhenti maka kita di Indonesia kena imbasnya. Pupuk yg harusnya dapat sekian Juta Ton kini kita Indonesia tidak dapat lagi, Sedangkan kebutuhan pertanian kita pada jagung, padi, palawija,  tergantung pada ketersediaan pupuk,” Ujar Aleksander.

Aleks mengatakan, kita di NTT butuh 400 ribu Ton tiap tahun, dan kini NTT hanya dapat 100 ribu ton per tahun, karena itu ini terjadi defisit yang besar sehingga hasil produksi kita menurun sekali karena tidak adanya pupuk yang memadai.

Aleks menjelaskan, kalau dari perfektif lingkungan hidup hidup, terjadinya cuaca ekstrim sehingga Lanina menghantam Indonesia, maka terjadilah musim kemarau panjang sehingga sentra-sentra panen produksi beras kita bergeser.

“ Di pulau Jawa dan Makasar yang biasanya masa panen pada  Januari-Februari , kini bergeser sampai akhir bulan April. Lalu di  NTT yang dulunya panen biasa terjadi pada  bulan April,  kini diperkirakan akan bergeser sampai bulan Juni. Inilah salah satu penyebab harga beras naik,” ungkapnya.

Aleks mengatakan lagi, biasanya kita impor beras dari India, Vietnam, tahiland, dan Laos. Negara-negara ini dulunya bersedia menjual beras kepada kita  dengan harga terjangkau, namun kerena mereka mengalami kekringan panjang, maka mereka tidak lagi leluasa menjual beras kepada kita sebab harus disimpan untuk kebutuhan masyarakat negaranya masing-masing.

“ Karena persolan tersebut di atas itulah, maka harga beras naik. Dan untuk menjaga agar harga beras tidak terus melambung  , maka pemerintah lakukan intervensi dengan cara Gerakan Pangan Murah (GPM), dengan tujuan  agar masyarakat bisa memperoleh beras dengan harga murah dan terjangkau dan tidak kelaparan,” ucapnya.

Ditambahkannya, Program GPM ini dilakukan agar Inflasi kita di NTT terkendali. Inflasi Provinsi NTT pada bulan Februari lalu terjadi Inflasi 3,01 persen, kota kupang Inflasi 3,06 persen. Kita harus berupaya terus untuk mengendalikannya, agar tidak terjadi Baying Power atau daya beli masyarakat terpukul lalu tidak bisa membeli kebutuhan pokoknya yang utama, yaitu beras.

“Beras sebagai makanan pokok utama. Jika harganya terus naik maka akan mempengaruhi berbagai kebutuhan lainnya. Maka pemerintah lakukan intervensi harga beras secara serius, dengan cara kerjasama antara kota, kabupaten dan provinsi. Semuanya saling bersinergi.

Aleksander  Koroh, menghimbau agar masyarakat juga bisa lakukan antisipasi dengan menanam tumbuh-tumbuhan local, sayur-mayur, ubi-ubian dan cabe , sehingga pengendalian harga kebutuhan pokok bisa terjadi secara menyeluruh jadi bukan pada kebutuhan akan beras saja. Cara tersebut sangat penting untuk bisa dilakukan oleh masyarakat.

“Sekarang harga beras lagi naik. Harga Eceran Teringgi (HET) beras Bulog dijual dengan harga Rp.57.500/5 Kg, maka harga 1 Kilogram yaitu Rp.11.500. Lewat pasar murah ini  dijual 1 Kilogram seharga Rp.11.000. Sehingga harga sekarung isi 5 Kilogram, sebesar Rp.55.000. , Selain itu, ada juga distributor lain yang Ikut dalam  GPM Ini, yang menjual kebutuhan minuman dan buah-buahan  dengan harga yang bervariasi dan terjangkau,”jelasnya.

UCAPAN TERIMAKASIH DARI WARGA

Beberapa warga masyarakat yang sempat dimintai tanggapan mereka, terkait Pasar Murah di Kelurahan Belo tersebut, yaitu  ibu Yolanda, Agnes, Sevi, Mesan, Dita, Tony, Leonard dan Maria, mereka mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pemerintah bersama para distributor tersebut sangat membantu membantu mereka dan masyarakat di kelurahan Belo dan sekitarnya.

“Jika boleh, Pemerintah melakukan Pasar Murah setiap bulan sekali, untuk mengantisipasi kesulitan beras yang dialami masyarakat saat ini,” tutur Leonard mewakili beberapa warga lainnya.

PANTAUAN HARGA-HARGA

Pantauan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat yang dijual pada Pasar Murah di Halaman Universitas San Pedro dan di Halaman Kelurahan Belo, sebagai berikut : Beras SPHP berisi 5 Kilogram seharga Rp. 55.000, Beras Prem 10 Kg, harga Rp.153.000, Beras Prem 5 Kg harga Rp.77.000.  Minyak Goreng isi 2 Liter,harga Rp. 33.000, Minyak Goreng 900 Mili Liter, harga Rp. 15.000, Minyak Goreng Kita 1 Liter harga Rp.17.000, Minyak Goreng Tropical 1 Liter harga Rp.19.000. Gula Pasir 1 Kilogram Rp.18.000 dan Tepung Terigu 1 Kg seharga Rp.13.500.

Para Distributor yang terlibat dalam Program Gerakan Pangan Murah lewat kegiatan Pasar Murah tersebut adalah, PT. Laris Manis Utama, hypemart, CV. Nam, CV. Agro Niaga Makmur, Transmart, CV. Sampurna, CV. Sumber Cipta dan Bank BNI dengan memberikan bonus bagi masyarakat yang membeli sembako dengan menggunakan Aplikasi Dana dan Brimo.  ( WNN/Pieter).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights