Ilmuwan Manfaatkan Kecerdasan Buatan untuk Kembangkan Robot Pijat
Dua robot pijat yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) sedang dikembangkan di Eropa. Kedua robot itu bisa diprogram sedemikian rupa sehingga memijat sesuai kebutuhan tubuh penggunanya.
Yang pertama disebut Capsix, sesuai nama perusahaan pengembangnya di Prancis, Capsix Robotics.
Robot pijat ini memiliki lengan dengan sensor dan kamera yang memungkinkannya beradaptasi dengan bentuk tubuh individu pengguna. Capsix telah diprogram dengan protokol pijat berbeda
yang dikembangkan oleh fisioterapis, dan pengguna dapat menyesuaikan kekuatan pijatan.
Francois Eyssautier, yang merancang robot tersebut dan sekaligus pendiri Capsix Robotics, mengatakan bahwa lebih dari 4.000 orang telah mencobanya dan banyak yang mengapresiasinya. Beberapa orang, menurutnya, tidak yakin pada awalnya, tetapi setelah tiga atau empat menit berlalu, mereka menikmatinya.
Eyssautier mengatakan, Capsix sangat berguna di era COVID-19 yang tidak menganjurkan kontak dekat dengan orang lain. Jenis pijatannya juga beragam. “Capsix bisa memijat punggung. Pijatannya terserah Anda. Ada pijatan dalam untuk otot, atau pijatan yang lebih emosional yang memungkinkan otak kita rileks dan melepaskan semua ketegangan, mental atau fisik,” jelasnya.
Robot serupa juga sedang dikembangkan Universitas Plymouth di Inggris. Meski bekerja dengan cara yang mirip dengan Capsix, robot karya universitas itu dapat dimodifikasi lebih lanjut sesuai kebutuhan pengguna.
Layanan yang ditawarkan robot ini tidak terbatas pada protokol pijat yang telah diprogram sebelumnya. Para pengguna dapat mengajari robot ini melakukan gerakan yang mereka sukai dengan membimbing lengan robot secara fisik dalam sesi “pelatihan”. Dengan kata lain, manusia bisa mengajari robot ini cara menyentuhnya.
Chunxu Li, perancang bersama robot pijat di Universitas Plymouth, mengaku apa yang dikembangkan timnya sudah banyak ditunggu. Meski demikian ia mengakui bahwa robot pijat masih jauh dari kemampuan manusia pemijat yang sesungguhnya.
Robot pemijat, katanya, tidak bisa seakurat manusia pemijat dalam merasakan otot-otot yang tegang dan merelaksasinya. Apalagi tangan robot pemijat tidak dilengkapi jari, sehingga tidak dapat melakukan manipulasi sebaik terapis manusia.
Terlepas dari kemampuannya, Eyssautier mengatakan Capsix dan robot-trobot sejenis bisa mengurangi pengeluaran pengguna jasa pijat.
“Alat ini bisa memijat Anda setiap hari atau minimal setiap minggu. Biasanya kita pijat seminggu sekali, setahun sekali, atau setahun dua kali. Dan sekarang bisa pijat setiap hari,” lanjutnya. [ab/uh]
Sumber Berita dan Foto : voaindonesia.com